Rabu, 13 April 2016

Unlock Your Heart: Prologue



Perlahan, ia menyesap minumannya dan melempar tatapan ke luar jendela. Hujan masih mengguyur deras di luar sana. Aroma air hujan menelusup masuk ke dalam ruangannya, bercampur dengan wangi khas minuman dalam gelas kristalnya. Ia berdiri terpaku di sana, mencoba menenangkan jiwa dengan aroma-aroma yang memenuhi udara.

Alih-alih merasa tenang. Ia malah merasa ada sesuatu yang mengganjal di benaknya semakin mendesak. Tidak. Bukan di benaknya, melainkan di sudut kecil dalam hatinya.

Keningnya berkerut samar. Perasaan yang mengganjal itu mulai mengganggu. Begitu memaksa untuk memenuhi seluruh hatinya. Sementara hatinya sudah menutup diri dari perasaan itu sejak lama. Seperti hujan yang turun deras bagai tirai yang menutup pandangannya.

Ia memutar tubuh dan membelakangi jendela. Ruangan kosong itu terasa begitu lengang sekarang. Kekosongan yang sama sekali tidak membuatnya nyaman. Malah menghadirkan perasaan asing tetapi familier yang terus mengusik. Hujan di luar sana seakan membantunya untuk tersadar dari mimpi buruknya selama ini.


Saat itulah ia baru menyadari. Bahwa ia tidak ingin itu terjadi lagi. Ia tidak ingin merasakan kehilangan untuk kesekian kali. Kehilangan seseorang yang dicintainya sepenuh hati.



Bersambung ke Unlock Your Heart (Imperfect)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar